Asuransi Jiwa Syariah, Perlindungan Untuk yang Tersayang

 



“Positif covid ya, bu. Silakan tanda tangan memilih karantina mandiri di rumah atau karantina di pusat karantina” ucap mbak perawat waktu itu. 


Yup, setelah mengalami demam, sakit kepala hebat, batuk kering, nyeri sendi sampai susah berjalan, dan akhirnya anosmia saya memutuskan untuk segera melakukan swab antigen untuk memastikan keadaan. Dan benar saja, waktu itu hasil swab saya positif. 
Untungnya ketika awal bergejala, saya langsung memutuskan untuk pisah kamar dengan anak dan suami. Demi meminimalisir penularan.

Qadarallah, 2 hari kemudian suami menunjukkan gejala yang sama. Akhirnya kami sepakat untuk mengungsikan anak dan melakukan isolasi mandiri di rumah. Beruntung sekali waktu itu tetangga memberikan support yang luar biasa. Mulai dari makanan, lauk, camilan, sampai minuman dan jamu rempah mereka kirimkan bergantian ke rumah kami. Jadilah kami isoman dengan hati bahagia, hehe. Setelah kurang lebih 2 minggu, kondisi saya pun berangsur membaik meski tanpa obat atau suplemen apapun. Dan benar saja, PCR saya menunjukkan hasil negatif.

Kondisi ini justru berbeda dengan suami yang keadaannya makin memburuk dan asam lambungnya semakin parah. Bahkan suplemen yang katanya bagus untuk covid dan obat yang diberikan oleh dokter pun tidak memberikan efek berarti. 

Panik dong, pikiran saya sudah kemana-mana. Apalagi saat itu juga mendengar tentang efek badai sitokin yang cukup berbahaya apalagi bagi orang dengan komorbid. Pikiran sudah kemana-mana dong otomatis, parno, takut, cemas, semua jadi 1. Rasanya kalimat “gimana kalau…” berputar-putar dalam otak saya.

Akhirnya karena keadaan suami tak kunjung membaik, saya pun memutuskan untuk membawanya periksa ke dr spesialis dalam di rumah sakit.
 “Ini sepertinya ada tukak lambung. Kalau mau tuntas, segera opname dan kita periksa dalam dengan endoskopi ya, pak. Tapi tindakan ini tidak bisa dicover dengan asuransi pemerintah ya, Pak.” saran dr. Wahyu Aji, Sp. PD waktu itu setelah melakukan pemeriksaan singkat. 
Tanpa berfikir lagi, kami pun sepakat untuk langsung rawat inap dengan menggunakan asuransi kantor suami yang lain yang kami miliki. Suami juga langsung persiapan mendapatkan infus dan diantarkan masuk ke bangsal inap setelahnya. 
 
Namun, beberapa jam kemudian setelah masuk bangsal, kami dihubungi oleh bagian layanan asuransi di rumah sakit dan mengatakan bahwa asuransi menolak klaim tersebut karena beberapa alasan. Bahkan ketika dokter menyarankan untuk turun kelas sekalipun, mereka tetap menolak klaim dari rumah sakit. Panik dong. 

Lalu apa yang terjadi? Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk pulang paksa keesokan harinya karena saat itu kami kebingungan dari mana harus menyediakan uang hampir 30 juta rupiah untuk biaya rawat inap dan tindakan serta biaya lain-lain. 

Saat itu kondisi keuangan kami memang sedang kacau dan benar-benar ada di bawah. Dan kami di posisi tidak berani untuk menambah hutang baru mengingat hutang kami yang ada pun sudah cukup menguras budget finansial kami. 

Yup, dari awal pernikahan, kami tidak pernah membuat financial planning bahkan tidak pernah berusaha meniatkan diri memiliki investasi/tabungan atau budget khusus untuk kondisi darurat semacam ini. Karena selama ini kami sudah cukup yakin dengan dua macam asuransi yang kami miliki, kami pun merasa tidak perlu menambah proteksi atau perlindungan jenis lain. 

Dan begitu dihantam keadaan demikian, saya pribadi jadi tersadar dengan pentingnya financial planning dan investasi dalam sebuah keluarga. Karena tidak ada seorangpun yang bisa memprediksi atau bahkan membayangkan, takdir apa yang akan menyapanya di kemudian hari. 

Nasi sudah jadi bubur. Jadi ya sudah, tinggal mikir kan ya mau diapain deh itu buburnya kemudian. Mau ditambah suwiran ayam, kecap, sambal, atau hanya pakai kuah sambal goreng ya terserah kita. Loh kok jadi bahas makanan? Haha. Ya nggak gitu sih, maksudnya dari kejadian kemarin ini tentunya ada pelajaran yang bisa ambil ke depan agar tidak terulang lagi. 

Karena itulah, bahagia sekali ketika pada Selasa, 26 Oktober dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan 2021 kemarin, saya bisa mengikuti live zoom Literasi Asuransi yang diselenggarakan oleh Prudential Indonesia dan KEB (Komunitas Emak Blogger). Live zoom dengan tema “Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi” ini memberikan banyak sekali insight baru untuk saya. Bahkan baru kali ini saya juga tahu mengenai adanya asuransi jiwa syariah dan pentingnya perlindungan untuk orang-orang yang tersayang. Wow banget kan!! 


Acara ini dibuka oleh Bapak Luskito Hambali, Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia, sedangkan untuk pembicaranya adalah Bp. Bondan Margono selaku Head of Sharia Strategic Development Prudential Indonesia, Mbak Aliyah Natasya, Financial Advisor Prudential Indonesia, dengan host yang nggak kalah kece Mak Elly Nurul, Ketua Kumpulan Emak Blogger. 

Mengenal Asuransi Syariah 


“Sebelum membahas tentang asuransi jiwa syariah, saya ingin sedikit membahas mengenai beberapa tipe orang dalam menghadapi risiko. Ada yang memilih menghindari risiko, meminimalisir risiko, berbagi risiko, mengalihkan risiko, dan menerima risiko.” jelas Bp. Bondan Margono memulai diskusi kami siang itu. 
Berdasarkan tipe-tipe di atas, menurut Bp. Bondan, cara  yang paling tepat adalah dengan berbagi risiko. Dalam hal ini tentunya dengan asuransi. Dengan memiliki asuransi, otomatis kita memiliki perlindungan yang dapat mengurangi beban kita ketika kita ditimpa musibah. 

Selain itu, asuransi juga diperlukan karena beberapa hal seperti di bawah ini: 
  1. Untuk melindungi pendapatan keluarga
  2. Supaya memiliki dana darurat 
  3. Sebagai perlindungan kesehatan 
  4. Warisan 
  5. Dana Pensiun 
  6. Perlindungan Dana Pendidikan
Dari poin-poin di atas, tentunya dapat kita lihat bahwa asuransi ini memiliki banyak sekali manfaat terutama untuk perlindungan darurat. 

Lalu kenapa kita harus  asuransi jiwa syariah?
 “Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset atau Tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah” (Fatwa DSN MUI) 
Berbeda dengan asuransi konvensional, dalam asuransi syariah ada beberapa prinsip dasar yang dipakai yaitu: 
 Tabarru’: Di mana akad antara peserta asuransi ini adalah hibah iuran/tabarru’, di mana seluruh peserta saling gotong royong. 
Wakalah bil ujrah: Akad yang dipakai antara peserta dengan perusahaan adalah wakalah bil ujrah di mana peserta asuransi memberikan upah kepada pihak pengelola. 


Menariknya lagi, dalam asuransi syariah ini dana iuran atau tabarru’ para peserta bisa diinvetasikan. Nanti pihak Prudential Indonesia lah yang akan menjalankan investasi tersebut dan dari hasil keuntungannya terdapat bagian yang akan dibagi-bagi kepada para peserta investasi. 
Dan untuk menjaga nilai syariah dalam asuransi jiwa ini, ada beberapa transaksi yang dihindari, seperti Gharar (kondisi ketidakjelasan yang tidak diperbolehkan dalam kontrak jual beli), Riba (tambahan yang terjadi pada transaksi hutang atau jual beli yang tidak memenuhi ketentuan syariah), dan Masyir (taruhan yang menempatkan keuntungan salah satu pihak menjadi kerugian pihak lain). 
 
Jadi hal-hal yang dianggap merugikan pengguna dan melanggar syariah benar-benar dihilangkan dalam asuransi syariah yang juga diawasi secara ketat oleh OJK, Manajemen Internal, dan DPS (Dewan Pengawas Syariah). 

 

Intinya, dalam asuransi syariah itu terdapat nilai tolong menolong, bersifat universal yang artinya siapapun boleh mengambil premi asuransi syariah, sesuai dengan prinsip syariah, memiliki keadilan terutama untuk pengguna, dan dijaminnya tranparansi keuangan yang diserahkan dan dikelola oleh Prudential Indonesia.

 Asuransi Jiwa Syariah Sebagai Bentuk Perlindungan untuk Yang Tersayang 

Mengingat kejadian yang saya alami bersama suami, cukuplah kiranya menjadi contoh betapa pentingnya untuk memiliki proteksi atau perlindungan untuk orang yang tersayang. Salah satu bentuk proteksi atau perlindungan tersebut adalah perlunya memiliki asuransi jiwa terutama bagi mereka para kepala keluarga atau pencari nafkah. Hal yang baru saya tahu. Dulu saya pikir justru asuransi kesehatan dan pendidikan adalah yang utama. 

Menurut Mbak Aliyah, kepala keluarga/pencari uang rentan sekali dengan risiko, menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi karena mereka setiap hari harus bepergian keluar rumah menggunakan kendaraan dan juga memiliki risiko besar baik di perjalanan maupun pekerjaan.

“Loh, kok kaya ngedoain jelek ya? Lagian asuransi itu kan identik dengan riba. Nggak boleh loh.”


Familiar sih ya dengan kalimat di atas, haha. Karena kesannya kalau mendaftarkan orang yang tersayang atau dalam hal ini adalah suami untuk memiliki asuransi jiwa, kesannya kok mendoakan hal buruk malah akan terjadi. Padahal tidak seperti itu maksudnya. Alasan rasional bahwa kita tidak pernah tahu akan ada kejadian apa di depan lah yang membuat asuransi jiwa ini diperlukan. Jadi asuransi syariah ini merupakan salah satu ikhtiar kita dalam menghadapi risiko ke depan. Bukankah dalam agama kita mengenal prinsip doa, ikhtiar, lalu tawakal? 

Perempuan Mandiri Finansial 

Flashback ke kejadian ketika suami terkena covid di mana saat itu kondisi keuangan kami benar-benar sedang terpuruk bukanlah hal yang menyenangkan. Karena itulah saya bertekad, ketika kondisi keuangan sudah membaik, saya ingin mulai benar-benar fokus untuk memiliki investasi jangka panjang dan juga budget khusus untuk hal-hal yang tidak terduga.

Saya juga ingin fokus belajar literasi keuangan sehingga bisa mengelola keuangan rumah tangga dengan baik dan benar. 
 “Menurut OJK, ternyata tingkat pemahaman literasi keuangan perempuan di Indonesia itu masih di bawah laki-laki. Tingkat pemahaman pada perempuan baru mencapai 36,1%, sedangkan laki-laki sudah mencapai 39,94%” (Pak Luskito Hambali). 
Selama ini saya mikirnya “Ya nabung sekedarnya aja, investasi kalau ada sisa”, padahal ternyata itu adalah pola pemikiran yang salah. 

Senada dengan hal tersebut, Mbak Aliyah menjelaskan, selama ini perempuan masih terjebak dengan beberapa mitos keuangan seperti: penghasilan besar jaminan ketahanan finansial, berinvestasi ketika uang sudah banyak dan mencapai hal-hal tertentu, mengelola keuangan pribadi adalah hal yang sulit.


Padahal keuangan yang dikelola dan diinvestasikan dengan baik justru akan membuat uang semakin bertumbuh. Dan tidak ada hal yang sulit ketika kita mau belajar dan membaca. Keadaan justru akan lebih sulit jika kita tidak mau belajar bagaimana caranya mengendalikan dan mengelola keuangan. 

Pada faktanya, perempuan itu justru merupakan investor dan pengambil keputusan yang baik. Karena biasanya perempuan jauh lebih detail mau melakukan riset, dan lebih waspada dan hati-hati dibanding laki-laki. 

Lantas kalau kita berniat ingin mandiri secara finansial dan berinvestasi atau halam hal ini mengambil premi asuransi jiwa syariah sebagai bentuk perlindungan untuk orang yang tersayang, bagaimana caranya?

Langkah paling awal adalah mengetahui kondisi keuangan/finansial kita. Kita pun tidak perlu terburu-buru dalam mengambil keputusan. Pahami dulu segala syarat dan ketentuan sedetail mungkin sehingga kita sudah memiliki gambaran asuransi yang kita pilih ini bagaimana ke depannya, termasuk untuk proses klaim ya. 

Selain itu, berikut ini ada tips step by step yang diberikan oleh Mbak Aliyah untuk kita nih. 

Insurance Step by Step 

  1. Know your budget: Sebelum mengambil polis asuransi, pastikan kita sudah memiliki budget pasti dalam setiap bulan ya. Jadi penting bagi kita untuk mengetahui berapa budget (estimasi pemasukan dan pengeluaran) kita setiap minggu/bulan. Setelah itu buatlah prosentase bulanan dari pengeluaran kita setiap bulan dan jangan lupa alokasikan untuk asuransi dan investasi misalnya belanja bulanan 60%, proteksi 10%, self reward 10%, investasi 15%, dana sosial 5%.
  2. Know your needs: Pastikan kita sudah mengetahui jenis polis apa yang ingin kita ambil. Apakah jiwa, kesehatan, pendidikan, pensiun, atau yang lainnya. Tapi menurut Mbak Aliyah, asuransi jiwa adalah yang paling utama dimiliki oleh para kepala keluarga/pencari nafkah dalam sebuah keluarga dibanding jenis asuransi lainnya.
  3. Know your insurance company: Sebelum memutuskan untuk membeli polis asuransi, sebagi emak-emak kekinian, jangan lupa ya cari info sebanyak-banyaknya tentanng perusahaan asuransi tersebut. Emak-emak nih lebih jago dari detektif kan ya kalau mencari informais? Hihihi. Nah, manfaatkan hal ini. Minta rekomendasi juga dari orang-orang yang pernah memiliki polis asuransi di perusahaan tersebut.
  4. Why Sharia? Mau memilih asuransi jiwa untuk orang yang tersayang sebagai bentuk perlindungan? Ya asuransi jiwa syariah lah. Selain aman karena prinsip gotong royongnya dan jelas bebas riba, dalam asuransi jiwa syariah ada pengembalian dana ke dana Tabrru’ jika terjadi Surplus Writing.
Jadi gimana? Semakin yakin ingin memberikan asuransi jiwa syariah sebagai bentuk perlindungan untuk orang yang tersayang? Atau mau baca-baca dulu soal asuransi jiwa syariah ini? Bisa langsung klik webnya Prudential yaa.
 
Dan tenang aja, asuransi jiwa syariah ini nggak mahal kok. Affordable banget malah. Bahkan ada produk asuransi syariah digital khusus proteksi jiwa di Prudential yang premi perbulannya hanya Rp. 8000 saja dan kalau kita ambil per tahun, jatuhnya jadi sekitar Rp. 5000 saja. 
Murah? Banget lah ya. Masih mahalan es kopi kekinian kalian kan? #nyindirdirisendiri. 

So, yuk mulai investasi untuk masa depan. Bisa mulai dengan memiliki asuransi jiwa syariah untuk perlindungan orang tersayang dan asuransi lainnya untuk kita dan keluarga ya.

25 komentar

  1. Emang deh ya kalau sudah punya perlindungan untuk keluarga itu jadi tenang ya mbak Ana, apalagi sekarang ini sehat itu mahal harganya. Aku jadi pengen tau juga nih detail-detail produk asuransi syariah sesuai dengan pertanggungannya

    BalasHapus
  2. Semakin banyak masyarakat Indonesia yang memilih asuransi syariah dalam keluarga. Meminimalisai risiko terutama jiwa, kesehatan, pendidikan anak2 demi masa depan gemilang, bisa menjadi pilihan utama tentunya :) Baru ngeh nih aku ternyata asuransi syariah berprinsip tabarru, bergotong-royong terhadap sesama, bagus banget ya.

    BalasHapus
  3. jujur ya, walau aku nggak ngerti ama sitilah2 syariah itu aku suka banget ama konsep asuransi syariah ini. Berasa lebih adil gitu. Sekarang aku udah jadi nasabah PRUSyariah juga mak.

    BalasHapus
  4. Terkadang pentingnya asuransi itu baru disadari saat sudah terkena musibah ya mbak, saya pun dulu begitu.

    Kini sudah ada asuransi syariah, jadi bagi yang nggak mau ikut asuransi karena meminimalisir riba, bisa ikutan yang ini ya

    BalasHapus
  5. Membangun keluarga tangguh secara financial adalah impian semua orang. Siapa sih yang tak mau merasa aman, merasa gak perlu kuatir secara finansial. Jadi jalan keluarnya, jika belum punya, emang harus direncanakan dari sekarang ya Mbak. Medianya berinvestasi. Baik lewat asuransi atau media lainnya. Yang pasti kita harus yakin banget dengan pilihan medianya

    BalasHapus
  6. Mbaaa, Alhamdulillah sekarang semua sehaaattt ya.
    Memang ga kebayang kalo di kondisi darurat, kita "ditodong" kudu siapkan duit berpuluh2 juta. Duh
    Alhamdulillah, event yg mengusung tema: “Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi" ini pas banget utk kita semua.
    semogaaa semua makin sadar urgensi Asuransi ya

    BalasHapus
  7. Aku nggak nyangka premi produk asuransi syariah ini ada yang murah banget cuma 8000an itu. Mestinya bisalah ya diambil, apalagi dibayar setahun jadi lebih hemat. Aku kemarin ke skip bagian ini. Kalau mau daftar untuk produk digitalnya itu ke mana ya Mbak Ana? Yang lewat aplikasi itu bukan?

    BalasHapus
  8. gw juga pakai yg Pru Syariah loh mak, gara2 waktu itu kan sempat juga dimention kalau ga masalah buat yg non muslim jg. udah jalan beberapa bulan nih, semoga aja ga perlu dipake sih.

    btw gw baca tulisan bubur dan hahaha itu terngiang2 suara ngakak lo, hih

    BalasHapus
  9. Asuransi diperlukan banget bagi kehidupan ke depan untuk biaya pendidikan dll. Sekarang sudah sebuah kebutuhan dan akan makin berkembang ya. Apalagi asuransi syariah tepat sekali.

    BalasHapus
  10. BAru suamiku yang memiliki asuransi jiwa, itu pun udah agak terlambat memulainya. Kalo untuk aku dan anak-anak ada asuransi kesehatan. Ada juga asuransi untuk rumah dan mobil. Cuma semuanya belum ambil yang syariah. Aku jadi tertarik ikut asuransi syariah setelah membaca tentang prinsipnya

    BalasHapus
  11. Auto pengen apply nih asuransi jiwa syariahnya.. apalagi kalau lihat preminya yang snabgat-sangat terjangkau..

    BalasHapus
  12. Kadang uang yang direncanakan aja kita suka lalai apalagi gak direncanakan ya mbak, wah ambyar. Aku juga jadi semangat memulai merencanakan keuangan nih mbak huhu

    BalasHapus
  13. Sakit itu mahal :( dadakan siapkan dana puluhan juta itu yaa buat gagap. Aku tuh ingin belajar asuransi juga lebih detail mana yang bisa di-cover, Mana yang enggak supaya jelas di awal. Jangan sampai klaim kita ditolak padahal udah rajin bayar premi tiap bulan

    BalasHapus
  14. Kok murah banget Mak, 8 ribu atau 5 ribu aja sih? Padahal kalau Prudential tuh biasanya lumayan preminyaa

    BalasHapus
  15. Hidup itu penuh ketidakpastian ya mbak
    makanya penting banget punya asuransi untuk proteksi diri
    dan asuransi syariah bisa jadi pilihan yang tepat

    BalasHapus
  16. wah ternyata produk asuransi syariah digital murah banget ya hanya 5000 rupiah kalau ambil pertahun yaa. Inilah pentingnya paham seluk beluk asuransi syariah ya mbak.

    BalasHapus
  17. Sekarang lebih banyak mengedukasikan seputar asuransi syariah ya, ternyata memang prinsip dasarnya Tabarru’, mulai dari akad antara peserta asuransi ini adalah hibah iuran/tabarru’, di mana seluruh peserta saling gotong royong, seru banget kalo gini.
    JAdinya bener2 asuransi jiwa syariah untuk proteksi untuk keluarga

    BalasHapus
  18. proteksi menyeluruh untuk yang tersayaaaang ya mak
    aku sendiri pun begitu merencanakan soale ya gimana ya daripada gimana2 mending kan aku bener2 proteksi diri sendir dan keluarga

    BalasHapus
  19. Manfaat dari asuransi ini sebenarnya banyak orang yang tahu yaa..
    Tapi melangkahkan kaki untuk memulai ini susah sekali. Ada banyak pertimbangan yang bikin gak maju-maju.

    Tapi kalau sudah sakit, jadi terngiang-ngiang kata-kata "Andaikan".
    Semoga memantapkan sebuah perencanaan demi masa depan ini gak banyak godaan dan mantap memilih asuransi syariah sebagai pilihan masa depan keluarga.

    BalasHapus
  20. Duh kerasa banget ya khawatirnya kalau suami sakit, ada asuransi meminimalkan resiko keuangan keluarga ya mba

    BalasHapus
  21. Kebetulan saya juga lagi nyari asuransi jiwa syariah buat suami saya nih Mba, Prudential jadi salah satu yang saya incer

    BalasHapus
  22. Setelah belajar tentang financial planning, saya jadi merasa harus lebih detil dengan pengaturan bujet bulanan plus anggaran pengeluaran. Pokok awal bulan lgs saya cut 30% untuk tabungan. Sisanya baru dah dibagi-bagi.

    BalasHapus
  23. Toss, sesama penyintas covid kita..Memang di situasi sulit baru tersadar pentingnya perencanaan keuangan ya, akan manfaat dana darurat dan lainnya huhuhu...sama, baru peduli akan ini. Dan ternyata asuransi syariah bisa jadi solusi proteksi yang binin tenang hati untuk atasi masalah ini

    BalasHapus
  24. Selama ini kupikir asuransi hanya sebatas untuk keperluan kesehatan dan kematian saja. Ternyata banyak manfaat punya asuransi ya. Bisa untuk dana pendidikan, dana pensiun, dan juga warisan. Apalagi kalau asuransi syariah. Pasti lebih nyaman.

    BalasHapus
  25. Mba aku belum pake asuransi syariah, jadi mau juga make nih
    prudential emang yang paling keren dari jaman dulu ya.
    Makasih sharignya mba

    BalasHapus