Belajar Menjadi Content Creator Sahabat Keluarga kemdikbud



“Tidak ada karya tulis yang dibuat tanpa melalui proses membaca.” (Gol A Gong)
Salah satu impian terbesar saya adalah menjadi penulis. Impian yang sudah saya pupuk sejak jaman duduk di sekolah dasar. Impian yang tercipta karena seringnya saya membaca cernak di majalah Bobo ataupun cerita rakyat di perpustakaan sekolah. Impian yang sayangnya masih menjadi impian karena saya kurang gigih meraihnya.
Sampai akhirnya saya mulai kembali belajar menulis meski hanya di blog. Blog yang saya kenal sejak tahun 2009 dan baru kembali saya tekuni beberapa tahun belakangan ini.
Kenapa saya ingin menulis? Karena saya ingin meninggalkan jejak baik dan menyebarkan manfaat meski hanya melalui tulisan.
Tapi tentu saja, menulis itu ada ilmunya, ada tekniknya, ada aturannya, dan juga ada etikanya. Sesulit itukah? Bisa dibilang sulit jika kita tidak mau mempelajarinya.
Nah, inilah kenapa saya tidak ingin melewatkan kesempatan untuk datang ke acara Sapa Sahabat Keluarga Kemdikbud yang diadakan di Jogjakarta. Karena narasumbernya. Sebegitunya? Iya lah, hehe. Karena akan ada Kang Gol A Gong, salah satu penulis yang karyanya sering saya baca semenjak saya mengenal majalah Hai pada masa SMA.
Meskipun sedih karena pada akhirnya kami tidak bisa mengajak anak di acara ini, tapi terbayar dengan keseruan seluruh acara demi acaranya.
Sahabat Keluarga sendiri adalah suatu wadah yang ada dalam naungan KEMDIKBUD bagi para pendidik, sekolah, orangtua, dan masyarakat untuk belajar bersama dan memperoleh praktik baik pendidikan keluarga dan kemudian mau menularkannya ke orangtua lain sehingga dapat menjadi fasilitas belajar bersama. Wadah ini juga mengharapkan agar pengalaman (keberhasilan) orangtua lain dalam mendidik anaknya dapat ditularkan dan ditiru oleh orangtua lainnya sehingga diharapkan keberhasilan dalam mendidik anak ini dapat merata ke seluruh lapisan dan kalangan.

Keseruan Bersama Kang Gol A Gong

 

Ramah! Itu kesan pertama yang saya tangkap saat kali pertama jumpa dengan beliau. Bagaimana tidak, dengan entengnya dia menyapa kami semua yang mungkin tidak ada apa-apanya dibanding beliau. Bahkan beliau yang seorang penulis, novelis, penulis esai, penulis skenario, dan bukunya akan difilmkan dalam waktu dekat ini tidak sungkan untuk berfoto bersama dan kadang ikut nimbrung wefie bersama.
Banyak yang saya pelajari dari beliau. Terutama kegigihannya untuk berbagi dan menularkan kecintaan generasi muda pada dunia literasi.
Inilah yang membuat beliau berjuang bersama istrinya mendirikan “Rumah Dunia”. Rumah baca seluas 3000m yang terdiri dari banyak fasilitas seeperti ruang membaca, teater, pendopo, gedung kesenian, dan sarana olah raga ini beliau buka bagi siapa saja yang ingin belajar dan bertumbuh bersama Rumah Dunia. Salut!!!
Materi hari pertama memang diisi oleh beliau. Meskipun materi menulis biasanya membosankan, tapi tidak dengan Gol A Gong. That was so much fun! Banyak keseruan yang kami dapatkan di kelas beliau.
Keseruan pertama diawali dengan permainan menjadi keluarga. Dalam satu baris, kami dijadikan sebagai satu keluarga dengan suami, istri, anak, pembantu, dan supir. Kami harus mencari nama setiap anggota keluarga dan karakter dari masing-masing anggota. Seru!
Dari sini kami belajar, bahwa setiap keluarga memiliki permasalahannya masing-masing. Dan dari permasalahan itulah, kami harus bekerja sama mencari jalan keluarnya.
Selain itu, ada games kedua yang juga sukses membuat kami terhibur. Permainan menyampaikan kata. Jadi sang kepala keluarga diminta untuk maju ke depan untuk membaca dan mengingat sederet kalimat yang harus disampaikan pada anggota keluarga lainnya.
“Si Akung jangkung, pergi ke warung, pakai sarung, senang lutung kasarung, sakit jantung, takut jailangkung.”
Kalimat ini harus disampaikan secara berbisik dari satu anggota ke anggota keluarga lainnya. Jadilah banyak di antara kami yang lupa beberapa bagian kalimat dan menuliskannya kembali dengan tidak utuh, hihihi.
Setelah permainan selesai, kang Gol A Gong menyampaikan, bahwa inti dari permainan ini adalah betapa pentingnya menyampaikan informasi secara verbal tetap digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kebersamaan kita direnggut oleh hadirnya kemudahan atas nama gadget.

Menulis Esai, Siapa Takut!

Menurut wikipedia, Esai adalah suatu tullisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu.
Esai sendiri biasanya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: pendahuluan yang berisi tentang latar belakang informasi , tubuh esai yang menyajikan informasi tentang subyek, dan bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menuliskan kembali gagasan dan ringkasan dari tubuh esai.
Sedangkan menurut Kang Gol A Gong, esai itu adalah pendapat pribadi yang merupakan gagasan baru dan disampaikan dengan sudut pandang yang berbeda sehingga menyuguhkan keberagaman ide atas suatu subjektifitas.
Setiap penulis bebas untuk menuliskan pendapatnya dan bebas memilih topik apapun yang ingin ditampilkan. Dengan catatan, tulisan kita mempunyai dasar teori yang bisa dipertanggungjawabkan.
UUD 1945 Pasal 28 melindungi kita dalam mengemukakan pendapat baik secara lisan dan tertulis. Yang penting, tulisan kita bukan merupakan fitnah dan berdasarkan fakta di lapangan. Selain itu esai juga diharapkan merupakan suatu kritik sosial yang kita keluarkan tapi juga disertai dengan pemberian solusi. Jadi bukan hanya opini semata.
Nah, bagaimana menulis esai yang baik. Berikut adalah beberapa tips menulis esai yang kami dapat dari Kang Gol A Gong.

Mencari Ide

Hal pertama yang harus kita lakukan sebelum menulis esai adalah mendapatkan ide atau gagasan. Apa yang akan kita tuliskan, apa yang akan kita kritisi, apa yang menjadi ganjalan dan ingin kita berikan solusi.
Bagaimana caranya menemukan ide?
Ide bisa kita dapatkan di mana saja. Dari hal terdekat seperti keluarga dan kepolosan anak-anak sampai lingkungan sekitar yang mungkin meresahkan hati kita. Pilih satu gagasan/angle yang sekiranya paling dekat dengan kita dan bisa kita kuasai dengan baik.
Seperti halnya Kang Gol A Gong, beliau pernah mendapatkan ide unik untuk menulis esai dari putrinya sendiri.
Putrinya yang mewarisi sikap peduli pada sesama ini tergerak untuk membuat care box dari dus bekas dan kemudian menyisihkan uang jajannya untuk dimasukkan ke dalam care box. Nantinya, uang yang terkumpul akan diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Keren bukan?!
Setelah mendapatkan ide, mulailah menggali data dan fakta dengan mengembangkan 5 W plus 1 H. Yup, kita pasti sudah tidak asing dengan kalimat ini. What, who, when, where, why, and how.
Dari rumusan ini kita bisa menggali lebih dalam apa yang ingin kita tuliskan dan mendapatkan fakta dan data yang kita perlukan.

Riset

Setelah mendapatkan ide dan gagasan, marilah mulai menuliskannya menjadi sebuah esai. Tapi ini pun ada beberapa persiapan yang harus kita penuhi. Riset lapangan dan pustaka.
Ingat, esai itu adalah opini yang kita tuliskan dengan gaya sastra. Meskipun ini merupakan opini tetap harus memiliki data dan fakta akurat sebelum menuliskannya.
Riset lapangan bisa kita lakukan dengan datang langsung ke lokasi atau menemui nara sumber yang berkompeten. Misalnya saja kita ingin menuliskan mengenai kondisi trotoar yang rusak, hal pertama  yang harus kita lakukan adalah mendatangi langsung lokasinya dan mewawancarai pengguna trotoar tersebut.
Riset pustaka bisa kita dapatkan melalui internet ataupun perpustakaan. Dengan kemudahan di era teknologi seperti sekarang ini, riset pustaka juga semakin mudah. Kita bisa mendapatkannya melalui wikipedia, google, dsbnya.
Setelah melakukan riset, kita bisa menentukan tema dan target pembaca untuk tulisan kita.

Menulis

Setelah semua bahan terkumpul, kita bisa mulai menuangkan ide, gagasan, fakta dan data di lapangan ke dalam sebuah tulisan. Berilah judul yang menarik atau imajinatif karena judul adalah daya tarik pertama bagi pembaca untuk membaca tulisan kita. Gunakan diksi atau gaya bahasa yang menarik dan tidak membuat bosan.

Revisi

Penulis yang baik adalah penulis yang bersedia membaca kembali karyanya sebelum membiarkan orang lain membacanya. Karena tidak ada tulisan yang layak dibaca tanpa melalui proses revisi.

How to Make Movie bersama M. Iqbal dari Film Maker Muslim

Materi kedua di acara Sapa Sahabat Keluarga adalah membuat film pendek/video bersama Kak Iqbal. Pada sore ini kami, para blogger, diberangkatkan ke Tebing Breksi. Yeaaay! Haha, yup, meskipun tinggal tidak seberapa jauh dari Jogja, saya belum pernah menyambangi Tebing Breksi meskipun tempat wisata baru ini sudah viral sejak beberapa saat lalu. Jadilah saya bahagia bin hepi dong ya.

Pict by: Fuji Rahman N. (Sahabat Keluarg Kemdikbud)
Meskipun harus menahan sakit kepala dan mabuk darat karena kondisi jalan yang berkelok tajam dan menanjak, hiks (apalagi kami naik bis dan jujur, saya hampir tidak pernah naik bis setelah lulus kuliah), tapi terbayar lunas saat melihat keindahan lokasi wisata satu ini. Bahkan kami langsung dengan semangat mengeksplor lokasi Tebing Breksi dan wefie di beberapa titik dengan emak blogger lainnya. Thank to kamera kecenya Mak Ety, hihihi.


Setelah puas berfoto bersama, Kak Iqbal meminta kami untuk membuat video dengan durasi 60 detik dengan mengambil tema “Kebebasan”. Kami pun dibagi ke dalam beberapa kelompok yag terdiri dari 4 orang.
Saya, Mak Wid, Mak Juli, dan Mas Tony mulai berembuk mecari ide dan lokasi untuk membuat video.
Pict by: Fuji Rahman N (Sahabat Keluarga Kemdikbud)
Keesokan harinya, satu persatu video kami ditayangkan dan diberi penilaian. Meski belum memuaskan, setidaknya saya pribadi jadi paham bagaimana membuat film yang baik meski dengan waktu yang singkat.
Kecewa sih tapi tetap mengakui memang karya teman-teman yang lain sudah luar biasa keren dan matang. Termasuk karya kelompok pemenang. Kata Kak Iqbal sih, sarana mahal itu memang nggak bohong. 
"Hidup memang suka nggak adil ya." seloroh Kak Iqbal ketika kami laporan bahwa gadget yang digunakan para pemenang dan kemampuan mereka memang sudah di atas rata-rata, hihihi.
M. Iqbal sendiri adalah salah satu kreator di film maker muslim. Beberapa film pendeknya yang booming di youtube adalah Cinta Subuh dan Cinta Fisabilillah. Bahkan salah satu sahabat saya rupanya penggemar berat beliau loh, hihihi.
Kami pun sempat diajak menonton video pendek Cinta Subuh. Film pendek dengan budget hanya 200.000 ini pun sukses membuat saya berderai air mata karena terharu, haha.
Menurut Kak Iqbal, sebelum membuat film ada beberapa hal yang harus menjadi poin penentu. Kenapa membuat film, siapa yang akan menonton film ini, untuk apa kita membuat film ini, pesan apa yang ingin kitsa sampaikan, bagaimana cara menyampaikan pesan ini agar menarik, dan apakah pesan yang ingin kita sampaikan bisa diterima dengan baik oleh audience kita.
Pict by: Fuji Rahman N (Sahabat Keluarga Kemdikbud)
Yup, selain membahas soal teknis membuat film, buat saya poin-poin inilah yang juga sangat penting sebelum membuat film atau video di youtube sekalipun.
Seperti tujuan saya menulis, membuat video pun haruslah bisa memberikan manfaat dan menyampaikan pesan kebaikan kepada orang lain.
Apalagi kini youtuber sudah menjadi salah satu mata pencaharian yang sangat prospek terutama di kalangan anak muda.
Banyak orang berlomba-lomba membuat video yang kemudian diunggah ke akun youtubenya masing-masing. Youtube merupakan salah satu pusat viral yang bisa melambungkan nama seseorang di jagat media sosial.
Bahkan terkadang, demi mengejar views dan subscribe banyak youtuber yang membuat video tanpa memperdulikan konten dan dampak negatif video mereka tersebut. 
Meskipun algoritma penentuan adsense di youtube kini berubah menjadi watch time, tetap saja banyak youtuber yang masih semangat mengejar viewer demi keuntungan semata.
Thanks to Kak Iqbal, saya jadi terpacu untuk menjadi content creator yang mengedepankan nilai dan pesan positif dibanding mengejar keuntungan semata.
Fiuh, akhirnya selesai sudah rangkaian acara Sapa Sahabat Keluarga Kemdikbud di Jogja ini. Meskipun sedih dan belum ingin acaranya usai, tapi saya beruntung sekali bisa mendapatkan banyak ilmu baru tentang menulis dan membuat video.
Semoga setelag ini saya bisa semakin produktif menulis dan bisa bergabung menjadi content creator di Sahabat Keluarga aamiin.




Pict by: Fuji Rahman N (Sahabat Keluarga Kemdikbud)

Terimakasih Sapa Sahabat Keluarga Kemdikbud, sudah memfasilitasi kami para blogger di acara super keren ini. Semoga bisa bertemu lagi di acara serupa berikutnya. 
Segala kerempongan kami (saya, mak Ety, dan mak Wiwied) mulai dari berangkat, antri tiket prameks, rebutan naik ke gerbong dengan koper dan rok, jalan kaki dengan jarak lumayan jauh di tengah hujan karena salah pintu loket di stasiun Tugu, sampai angkat-angkat koper dari pagar di salah satu coffee shop demi melindungi koper kami dari hujan terbayar dengan ilmu dan keseruan yang kami dapatkan, hihihi.
Love






10 komentar

  1. Yang selalu diingat adalah : hidup kadang tidak adil hihihi..

    BalasHapus
  2. Aku pikir karena Solo banyak jadi barengan aja gitu naik taksi online wkwkwkw. Tapi seru workshopnya jadi banyak tambahan ilmu berharga. Semoga istiqomah mempraktikkannya.

    BalasHapus
  3. video kalian tuh lucu terutama scene terakhir pas ada 'setan' lewat hahahaha

    BalasHapus
  4. Mbak, video yang ada setan lewatnya mana.....kirain bakal tayang di sini. Kocak banget itu. Hihi

    BalasHapus
  5. Senang lutung kasarung. Atau suka lutung kasarung hayo...

    Jadi bisa kopdar sama emak2 bloger Solo raya. Yg sebagian namanya sdh sy kenal di dumay. Jadi heboh pokokmen.

    Jadwal yg cukup padat. Sayang yg untuk pembuatan film kurang optimal. Apalagi sesi malam yg terakhir kebablasan bobo.
    Pas paginya jadi gelagapan.
    Wkwkwk...


    Salam
    @nuzululpunya

    BalasHapus
  6. Kujuga suka video kelompok ini. Lucuu

    BalasHapus
  7. Tidak terlupakan bisa makan semeja dengan blogger select dirimu mbak Ana Ike 😘❤

    BalasHapus
  8. wah seru seruan terus nih mak..
    sayang kemarin tidak ikutan..

    BalasHapus
  9. Hahahaha.. Seru y. Kehujanan bawa2 koper. Tp sepadanlah dg ilmu dan pengalamam yg kita dapetin selama di jogja. Pengen lagi deh

    BalasHapus